Beberapa Penekanan Pada Raker Mapping Isu Strategis Sektor Transportasi di Wilayah Provinsi Kalteng

Raker Mapping Isu Strategis Sektor Transportasi di Wilayah Prov. Kalteng

kontenkalteng.com , Palangka Raya - Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Sri Widanarni mewakili Gubernur Kalteng memberikan penekan beberapa hal pada Rapat Kerja (Raker) Mapping Isu Strategis Sektor Transportasi di Wilayah Prov. Kalteng, bertempat di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (25/4/2024).

Baca juga: Pemprov Kalteng Gelar FGD Dengan Tim Ahli UGM

Yang pertama, berkaitan dengan kerusakan jalan baik jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota khususnya di Kalimantan Tengah mengingat angkutan Over Dimensi Over Loading (ODOL) yang marak saat ini, sehingga terjadi kerusakan jalan yang mengakibatkan kerugian dan keresahan masyarakat.

Hal ini mengingat di Kalteng jalan nasional yang ada sebagian besar hanya Kelas III dengan muatan sumbu terberat MST 8 Ton. Selain itu, kebijakan pengelolaan jembatan timbang hanya dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan saat ini di Prov. Kalteng hanya terdapat ada 2 (dua) jembatan timbang yaitu Jembatan Timbang Anjir Serapat Kabupaten Kapuas dan Jembatan Timbang Pasar Panas di Kabupaten Barito Timur sehingga perlu adanya penambahan jembatan timbang baru yang telah diusulkan yakni di Simpang Runtu, Lamandau dan Bagendang.üjarnya.

Kedua, berdasarkan data global status Report On Road Safety setidaknya terdapat 1,35 juta jiwa meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan atau lebih dari 3.690 jiwa per harinya, dan di Indonesia berdasarkan data kepolisian menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat kecelakaan mencapai 27 ribu jiwa atau setara dengan 3-4 jiwa meninggal dunia per jam. Sebagai informasi, Prov. Kalteng telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2023 tentang Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (RAK LLAJ) di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi pedoman dalam hal penanganan terkait keselamatan dilakukan secara terpadu dan lintas stakeholder.

Ketiga, dengan begitu potensionalnya sumber daya alam yang tersedia, Data Ekspor/Exit Gatway Prov. Kalteng kondisi saat ini komoditas yang keluar ataupun tercatat dari Kalimantan Tengah hanya sebesar 26,24% sedangkan 73,77% tercatat melalui provinsi lain. Sebagai informasi, pada saat ini Prov. Kalteng terus berproses dalam rangka percepatan pengerukan alur sungai Kapuas Murung dan Ship to Ship (STS) di Muara Kapuas yang akan digunakan sebagai jalur distribusi hasil tambang dan kekayaan alam lainnya dan dengan mengoptimalkan fungsi alur sungai tersebut maka komoditas yang keluar nantinya akan tercatat di Prov. Kalteng.

Keempat, sesuai dengan Tataran Transportasi Wilayah Prov. Kalteng, pada sektor udara diperlukan adanya peningkatan pada Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya yang diharapkan ke depan menjadi Bandara Internasional dan Pintu Gerbang Utama yang memerlukan adanya perpanjangan landasan pacu 500 Meter termasuk turning area sehingga landasan pacu nantinya akan menjadi 3.000 m dengan lebar 45 Meter dan peningkatan daya dukung landasan (PCN) dari 48 menjadi 60, agar bisa didarati jenis Airbus 330-300 kapasitas 325 seat. Selain itu, untuk perpanjangan pacu dimaksud lahan telah tersedia dan diharapkan dapat menjadi Embarkasi Haji Penuh ke depannya.

Kelima, sebagai bahan masukan penyusunan RPJMN 2025-2029 Prov. Kalteng mendapat tema Lumbung Pangan Nasional dan Pusat Konservasi Internasional bersama ini kami sampaikan dengan adanya Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Bahaur di Kabupaten Pulang Pisau diharapkan menjadi pintu gerbang Proyek Strategis Nasional (PSN) Food Estate di Kalimantan Tengah dan meningkatkan rasio konektivitas transportasi pada zona tengah Prov. Kalteng.(Sur/OR1)