Bayi Sulit BAB? Jangan Panik Ini 7 Solusi Mengatasinya

Ilustrasi(kontenkalteng.com)

kontenkalteng.com, Palangka Raya-Bayi ada kalanya kesulitan untuk melakukan buang air besar (BAB) dan ibu membuat para orangtua, terutama ib umuda yang baru memiliki bayi akan kebingungan dan panik.

Baca juga: Tersingkir di Beregu, Tim Putra Panahan Fokus ke Perorangan

Ada berbagai penyebab bayi mengalami kesulitan BAB. Melansir halodoc, ini salah satu penyebabnya masalah pada pencernaan. Selain itu, ibu juga perlu mengetahui gejalanya agar kondisi ini dapat segera teratasi, sehingga tidak menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang bayi.

Penyebab bayi sulit untuk BAB 

1. Bayi lahir secara prematur

Bayi yang mengalami kelahiran prematur akan berisiko tinggi mengalami konstipasi. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan bayi yang belum optimal saat lahir.

Alhasil, pengonsumsian ASI akan bergerak lebih lambat melalui pencernaan sehingga tidak terproses dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan feses menjadi keras dan kering sehingga bayi mengalami konstipasi.

2. Dehidrasi

Kekurangan cairan dapat menyebabkan bayi mengalami konstipasi. Saat bayi dehidrasi, maka feses akan menjadi keras dan kering sehingga sulit untuk dikeluarkan. Untuk itu, pastikan bayi mendapatkan cukup ASI untuk mencegah konstipasi.

3. Mengalami gangguan kesehatan

Selain kekurangan cairan, bayi juga dapat mengalami konstipasi ketika mengalami gangguan kesehatan, khususnya pada sistem pencernaan.

Jika kondisi ini tidak membaik dalam waktu beberapa hari, sebaiknya ibu tanyakan langsung pada dokter spesialis anak.

 4. Asupan susu formula

Jenis makanan yang diberikan kepada bayi memengaruhi pola buang air besarnya.

ASI mengandung nutrisi alami dan serat yang lebih mudah cerna, sehingga formula susu cenderung memiliki komposisi yang berbeda dan mungkin kurang serat, yang dapat menyebabkan bayi lebih sulit buang air besar.cenderung meminimalkan risiko sembelit.

5. Perubahan pola makan

Ketika bayi sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI, kondisi ini dapat meningkatkan risiko konstipasi. Perubahan pola makan dapat memengaruhi konsistensi dan frekuensi buang air besar.

7 Cara Mengatasi Bayi Susah BAB

1. Mandikan dengan air hangat

Ibu juga bisa memandikan anak dengan air hangat. Perawatan ini membuat anak menjadi lebih rileks dan nyaman, sehingga mengurangi rewel yang terjadi ketika anak kesulitan BAB.

2. Perbanyak asupan air putih

Selain memberikan ASI, jika anak sudah memasuki usia 6 bulan ke atas, ibu bisa memberikan anak asupan air putih. kurang air putih dapat menyebabkan feses menjadi keras sehingga memicu terjadinya konstipasi.

3. Berikan pijatan lembut

Ibu juga bisa memberikan pijatan lembut pada bagian perut bayi untuk membantu melancarkan BAB.

Ibu bisa menggunakan minyak yang sesuai dengan kondisi kulit bayi. Untuk memulai pijatan, letakkan tangan pada bawah pusar. Usap perlahan ke arah bawah seperti mengayuh. Kemudian, usap lembut searah jarum jam dengan membentuk lingkaran.

4. Lebih rutin memberikan ASI

Jika konstipasi terjadi akibat kekurangan cairan, sebaiknya ibu rutin berikan ASI secara langsung agar kebutuhan cairan tubuh pada bayi bisa terpenuhi.

Jika bayi sudah berusia di atas enam bulan atau telah menjalani MPASI, ibu bisa memberikan cairan lain, seperti air putih atau jus apel tanpa gula.

5. Mengajak bayi melakukan aktivitas fisik

Jika bayi sudah belajar merangkak atau bisa duduk sendiri, sebaiknya cobalah untuk mengajaknya melakukan aktivitas fisik.

Pergerakan tersebut membuat feses menjadi lebih mudah untuk bergerak dan dikeluarkan dari dalam perut.

6. Mengatur jenis makanan dan minuman anak

Ketika anak masuk usia MPASI, ibu bisa mengatasi konstipasi dengan mengatur jenis makanan dan minuman anak. Pilihlah beberapa buah dan sayur yang baik untuk melancarkan pencernaan, seperti pir dan brokoli.

7. Lakukan pemeriksaan secara medis

Jika berbagai cara alami tidak menyebabkan konstipasi membaik, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan pada rumah sakit. Konstipasi yang tidak membaik bisa tentunya memerlukan pengobatan secara medis. (OR1)