Sepak Sawut, Permainan Sepak Bola Api Suku Dayak Untuk Mengusir Roh Jahat

Ilustrasi permainan sepak sawut (foto: MMC Kalteng)

kontenkalteng.com, Palangka Raya-Lomba sepak bola api atau dikenal dengan nama ‘sepak sawut’, merupakan olah raga tradisonal Suku Dayak yang sudah dilakukan turun temurun. Dulunya, permainan yang biasanya dilakukan malam hari itu merupakan salah satu adat masyarakat Suku Dayak sebagai ritual adanya kematian.

Baca juga: Atraksi ‘Sepak Sawut’, Olah Raga Tradisional Sambil Usir Roh Jahat

Di Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023 di Palangka Raya, Kalteng, lomba Sepak sawut adalah olahraga yang paling dinantikan penonton.

Hendro, Kordinator Lomba Sepak Sawut mengakui saat perlombaan berlangsung antusias masyarakat untuk menonton lomba  sangat tinggi.

“Saya melihat penontonnya sangat luar biasa dari tahun lalu. Pasca pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir, kita baru bisa melaksanakan event-event besar secara leluasa,”kata Hendro.

Untuk informasi, Sepak sawut atau sepak bola api merupakan salah satu adat masyarakat suku Dayak yang dahulunya digunakan sebagai ritual adanya kematian.

Tradisi ini dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat dengan cara menjadikan bola api sebagai alat untuk menakut-nakuti roh jahat.

Sepak sawut menggunakan kelapa kering yang terlebih dahulu dipukul-pukul agar empuk kemudian direndam di minyak tanah beberapa menit agar mampu menghasilkan api yang besar atau tinggi.  Semakin tinggi api maka semakin bagus, agar roh jahat pun menjadi lebih takut.

Permainan yang biasanya dilakukan pada malam hari itu  dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok berjumlah 5 orang peserta dengan durasi waktu permainan  selama 2x10 menit untuk 1 babak.

Di Festival Budaya Isen Mulang 2023 ini pemenang olah raga ini untuk juara I diraih oleh Kabupaten Murung Raya, Juara II diraih oleh Kabupaten Sukamara dan Juara III diraih oleh Kabupaten Barito Selatan. (Dhan-OR2)