Mahasiswa KKN UPR Dapatkan Ilmu Pengolahan Gula Merah

Mahasiswa UPR yang KKN di Desa Basawang, Kampung Jawa, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng. (dok. Mahasiswa KKN UPR)

PALANGKARAYA - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palangka Raya (UPR) yang tergabung dalam KKN-T Mandiri, mendapatkan ilmu saat membantu pengolahan dan pengemasan gula merah dari air nira kelapa di Desa Basawang, Kampung Jawa, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng.

Baca juga: Wiyatno Terima Kunjungan Study Lapangan Mahasiswa UPR

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa UPR ini dilaksanakan selama satu bulan ( 1-31 Agustus 2022 ).

Dalam KKN dilatih kemandirian, juga diajarkan untuk saling bekerjasama dalam menimba ilmu di lapangan untuk bekal tugas yang diberikan.

Kelompok mahasiswa KKN ini dipantau langsung oleh dosen pembimbing lapangan (DPL), Saulim DT. H, M.Pd.

“Membantu dan belajar tatacara pengolahan hingga pengemasan Gula Merah dari Kelapa. Ini bekal kami dapat dalam menuntut ilmu dan melaksanakan tugas belajar serta memahami kondisi sosial dan UMKM di masyarakat. Selama melaksanakan tugas, kami banyak belajar dan ini luar biasa,” kata Bahrianur, salah satu mahasiswa yang ikut KKN, usai kembali ke kampus, Senin (19/9/2022).

Dikatakan Bahrianur, pihaknya melaksanakan KKN tersebut di rumah warga, bernama Jupriadi, dimana dia bersama istri melakukan pengolahan Gula Merah yang terbuat dari air Nira kelapa, kemudian hasilnya di jual ke pasar di wilayah Samuda, Kotim.

Mahasiswa KKN UPR saat membantu pengolahan gula merah dari air nira kelapa (dok. Mahasiswa KKN UPR)

“Kami belajar tata cara mengolah gula merah, dimana kami satu kelompok itu 14 orang mengikuti setiap langkah yang ditunjukan oleh Pak Jupriadi bersama istrinya . Mulai dari mencari batok kelapa berkeliling di wilayah Basawang, setelah mendapatkan berbagai bahan dari kelapa, kemudian kami ke rumah pengolahan, dimana kami semua mendengarkan dan mengikuti setiap langkah pekerjaan,” ucapnya.

Bahrianur yang akrab di sebut Nunuy asli Sampit, Kotim ini juga menceritakan pengalamanya dalam pengolahan Gula Merah itu dengan mengambil atau mengumpulkan air nira kelapa, kemudian dimasak di atas tungku api dan dicampur dengan kapur gimpang.

Usai dikumpulkan dan kemudian dimasak, dimana proses pemasakan kurang lebih sekitar 5 jam, kemudian dibuat di batok kelapa dan dari kayu yang sudah dibentuk menjadi bulat yang sudah disiapkan kemudian di keringkan di tempat yang sudah disiapkan, dimana sebelumnya juga proses dimasak dicampur dengan sedikit kapur gimpang, sebagai pembanding dalam pengolahan.

“Sembari menunggu gula aren kering kami ngobrol dengan Bapak Jupriadi dan ibu. Kemudian kami ikut melepas Gula Merah yang sudah jadi itu dari tuanganya kemudian memasukan ke bungkusan atau pengemasan dengan dipasang label bernama Gula Merah Kelapa Sumber Manis khas Desa Basawang.”ujarnya.

Setelah selesai semuanya kata Nunuy, gula merah itu siap diantar ke langganan dan dijual ke pasar Samuda, dengan harga satuannya berkisar Rp.1.800 sampai 2.500/batok atau satu biji.

“Total pengolahan Gula Merah Kelapa itu sekitar sembilan jam, mulai dari awal. Untuk hasil yang didapat sehari bisa mencapai 10 kg – 15 kg.”ungkap Nunuy, yang bangga usai melaksanakan KKN.

Begitu juga yang disampaikan Wensi, mahasiswi itu gembira dan senang bisa mengikuti berbagai proses hingga pembuatan dan pencarian bahan baku sampai selesai. Hal ini juga menjadi bagian ilmu bermanfaat serta melaksanakan tugas kuliah.

“Kami senang dan gembira, kami bisa langsung bersama warga masyarakat, bisa langsung berinteraksi dan melihat langsung hasil UMKM di Desa Basawang,” ucapnya.(Sur – OR1)