'Kelapa Sawit Yang Pembawa Berkah’

Dr.Ir. Rawing Rambang, MP, Ketua Lembaga Minyak Pambelom, Palangka Raya (Foto :Ist)

Palangka Raya- Perkembangan Kelapa sawit  di Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak tahun 1980. Padahal komoditi ini sebelumnya tidak begitu diperhitungkan dibandingkan dengan komoditi minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari dan minyak Rapeseed.  Bahkan minyak kacang kedelai hampir satu abad telah menguasai pangsa pasar dunia.

Baca juga: Produktivitasnya Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Komoditi Nabati Lainnya

Mengutip laporan USDA tahun 2017,  sebelum tahun 1980 hampir 65 % pasokan minyak nabati berasal dari Minyak Kacang Kedelai yg diproduksi oleh negara - negara seperti Brasil, USA, Argentina dan India.

Seiring dengan berjalannya waktu dengan bertambahnya areal tanam kelapa sawit, kemajuan teknologi ternyata komoditi Kelapa sawit ini produktifitasnya per hektare jauh melampaui komoditi Minyak Nabati lainnya, yakni rata - rata ( 8 -10  kali lipat).

Artinya satu hektare kebun kelapa sawit setara dengan delapan sampai sepuluh hektare kebun kacang kedelai, Bunga Matahari atau Rapeseed.

Selain itu Kelapa Sawit sangat cocok tumbuh di daerah tropis  dan daerah kepulauan seperti di Indonesia karena memiliki kelembapan  yang tinggi. Inilah yang maksud bahwa komoditi ini membawa BERKAH bagi bangsa Indonesia.

Komoditi ini jelas sulit berkembang di daerah Sub Tropis, atau daerah tropis dengan kelembapan rendah , seperti di daerah daratan Benua Amerika, Afrika ,karena produktifitasnya tidak sebaik di daerah Kepulauan.

KEBERKAHAN Letak geografis Indonesia yg sangat cocok bagi perkembangan Kelapa sawit memicu kecemburuan negara-negara  produsen minyak nabati lainnya, sehingga memunculkan persaingan tidak sehat melalui kampanye negatif bahkan kampanye hitam.

Kondisi ini membawa pada pada issue - issue yg lebih  dinamis, serta mengekploitasi issue Sosial, Ekonomi, Lingkungan serta Transparasi.

Bagi Indonesia jelas sekali bahwa Kelapa Sawit sejak tahun 2015 telah menjadi andalan dan motor penggerak perekonomian nasional.

Industri minyak sawit memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan terutama jika dikaitkan dengan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam melakukan hilirisasi kelapa sawit di Indonesia, serta mengembangkan pasar domestik, regional maupun internasional .

Selain itu Kelapa Sawit telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja sekitar 16 juta dan penghasil devisa terbesar untuk sektor Non Migas sampai saat ini. Bahkan ekspor sawit sejak tahun 2015 telah melampaui   total nilai ekspor migas.

Kita  berharap agar kelapa sawit akan terus berkembang dengan baik ditengah pandemi Covid-19 ini memberikan kontribusi devisa, tenaga kerja yang bertambah menjadi KEBERKAHAN bagi Bangsa Indonesia.

Persaingan antar negara penghasil minyak nabati yang cenderung saling mematikan harus dihadapi secara bersatu. Sebagai Warga negara yang baik harus mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan Kelapa sawit di Indonesia.

Pemerintah sejak awal telah meletakkan dasar-dasar pengelolaan pembangunan nasional termasuk perkebunan kelapa sawit. Kebijakan nasional dalam pelaksanaannya pembangunan kelapa sawit telah mengacu kepada peraturan-peraturan, undang-undang atau ketentuan-ketentuan yang dibuat baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Dalam rangka pengembangan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia (Indonesia Sustainable Palm Oil/ISPO yang disusun berdasarkan prinsip, standar, indikator yang telah diatur dalam Permentan No 11 tahun 2015 dan ini bersifat Mandatory..( wajib), serta sertifikasi lainnya yang bersifat sukarela.

Dengan kata lain pengembangan perkebunan kelapa sawit yg merupakan KEBERKAHAN, telah memiliki kebijakan dan tata kelola yang berkelanjutan.

(Opini- Oleh Dr.Ir. Rawing Rambang, MP, Ketua Lembaga Minyak Pambelom, Palangka Raya)