Dangdut, Kini Tak Lagi Identik Musik Kelas Bawah

Ilustrasi Raja dangdut H. Rhoma Irama ( laman resmi Kemenparekraf)

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia yang khususnya memiliki unsur-unsur Hindustani (India), Melayu, dan Arab.

Baca juga: 5 Band Indonesia Beraliran World Music Ini Sudah Go Internasional

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik 

Sebagian orang Indonesia berpendapat musik dangdut adalah musiknya orang kampung, mayoritas pecintanya tinggal di kampung. Dan salah satu alasan kenapa musik dangdut dianggap murahan, bisa dilihat dari pakaian yang digunakan para penyanyinya.

Namun seiring dengan perkembangannya, Dangdut bukanlah musik untuk segelintir orang yang biasanya diidentikkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Dangdut adalah musik universal yang tidak berpengaruh oleh status sosial. Semua orang boleh menikmatinya tidak memandang usia.

Melansir dari laman resmi Kemenparekraf, berikut sejarah perjalanan musik dangdut dari masa kemasa: 

1.    Era 1950 hingga 1960-an

Sekitar 1950-an, film Bollywood sangatlah populer di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini membuat banyak berkembang orkes Melayu di Jakarta, yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli khas Sumatera. 

Pada era 50 hingga 60-an, Ellya Khadam berhasil melahirkan berbagai macam karya terpopuler dan banyak digemari muda-mudi ibu kota kala itu. Beberapa di antaranya adalah lagu Boneka dari India, Djandji, dan Pergi Tanpa Pesan.

2.    Era 1960 hingga 1970-an

Memasuki era 1960-an, musik dangdut terus mengalami transformasi. Pada akhir 1960-an, arus perubahan politik di Indonesia berdampak pada terbukanya musik barat yang menggunakan gitar elektrik. Dari situlah kemudian menjadi awal mula “lahirnya” Rhoma Irama.

Mengawali karir bermusik melalui orkes Gayhand (1963), dan dilanjutkan dengan kelompok orkes Melayu bernama El Sitara. Nama Rhoma Irama semakin dikenal setelah membentuk grup bernama Soneta pada 1973 dengan lagu yang terkenal saat itu seperti Begadang, Darah Muda, Judi, Mirasantika, hingga Ani.

3.    Era 1980 Hingga 1990-an

Musik dangdut kian menjadi genre musik yang diminati banyak masyarakat Indonesia, dan nama Rhoma Irama pun makin dikenal banyak orang berkat hits-hits yang terus dicetaknya, seperti Bujangan (1994) yang semakin melambungkan nama Rhoma Irama, hingga dijuluki Raja Dangdut.

Di era 1990-an musik dangdut seakan menjadi musik wajib saat hajatan di rumah-rumah untuk meramaikan acara. Penyanyi dangdut yang populer di era 90, seperti Meggy Z, Evie Tamala, Iis Dahlia, hingga Inul Daratista.

4.    Era 2000-an

Pada era ini musik dangdut mengalami perubahan cukup drastis dari sisi aransemen. Tren yang sangat booming di era 2000-an ini adalah istilah dangdut koplo, yang seakan menjadi genre tersendiri.

Di era dangdut koplo ini juga memunculkan nama-nama baru, seperti Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Via Vallen, Happy Asmara, Nella Kharisma, hingga Denny Caknan.