Penerbangan perdana pengujian bioavtur (laman sawitindonesia.com)
kontenkalteng.com, Palangka Raya-Pada tahun 2026 mendatang Indonesia diproyeksikan bisa memproduksi bioavtur atau bahan bakar penerbangan berbasis produk turunan sawit, Refined Bleach Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) dengan kapasitas penuh atau 100% .
Baca juga: Mantap! Pesawat Berbahan Bakar Campuran Minyak Sawit Berhasil Lakukan Uji Terbang
“Indonesia sendiri sudah melakukan uji coba penerbangan menggunakan bioavtur pada Oktober 2023 lalu. Kemudian pengembangan BBN (Bahan Bakar Nabati) transportasi udara,’ujar Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Parada Hutajulu
“Hal itu Sudah ada uji terbang penerbangan menggunakan Garuda menggunakan bioavtur dan berhasil,” imbuhnya melansir laman sawitindonesia.com
Kedepannya, tegas Hutajulu, pemerintah akan meningkatkan penerapan penggunaan bioavtur pada penerbangan usai berhasilnya uji coba penerbangan menggunakan bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan campuran 2,4% produk sawit pada Green Refinery Kilang Cilacap.
Untuk diketahui, (Rabu, 6/10) di Hanggar 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), Tangerang berhasil berhasil melakukan uji coba terbang dengan menggunakan pesawat berbahan bakar bioavtur 2,4% atau J2.4.
Keberhasilan Uji Terbang itu menggunakan Pesawat CN235-200 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia dengan melakukan penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4% dengan menempuh jarak Bandung - Jakarta. (KARANA-OR2)