Mantap! Pesawat Berbahan Bakar Campuran Minyak Sawit Berhasil Lakukan Uji Terbang

foto : esdm.go.id

Indonesia akhirnya berhasil melakukan uji coba terbang dengan menggunakan pesawat berbahan bakar bioavtur 2,4% atau J2.4.Keberhasilan Uji Terbang itu menggunakan Pesawat CN235-200 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia.

Baca juga: Bahan Bakar Penerbangan Berbasis Produk Turunan Sawit Tercapai 2026

"Hari ini sejarah telah tercipta, berkat dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder yang terlibat, penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4% yang telah dinanti Bangsa Indonesia, akhirnya terlaksana menempuh jarak Bandung - Jakarta menggunakan pesawat CN235", ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Arifin Tasrif.

Dia mengatakan hal itu saat Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-200 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia, menggunakan campuran bahan bakar bioavtur kemrin (Rabu, 6/10) di Hanggar 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), Tangerang.

Mengutip dari siaran pers esdm.go.id, (6/10/201)  Arifin Tasrif menjelaskan, salah satu strategi yang didorong Pemerintah untuk percepatan implementasi energi baru terbarukan (EBT) demi pencapaian target bauran energi EBT 23% di 2025 dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yaitu melakukan substitusi energi primer dan final dengan teknologi eksisting.

“ Setelah sukses dengan program Mandatori B30 utuk sektor transportasi darat, saat ini pemanfaatan bahan bakar nabati telah berhasil diuji coba untuk sektor transportasi udara,”ujarnya.

Menurutnya, industri aviation biofuel dapat terwujud apabila ada sinergi positif antara Pemerintah sebagai regulator, lembaga-lembaga penelitian, produsen bioavtur, dan para pengguna aviation biofuel yaitu pihak operator penerbangan.

Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan bioavtur J2.4 yang diproduksi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) unit Cilacap, terbukti menunjukkan performa yang setara dengan bahan bakar avtur fosil. 

Sejak 2014, PT Pertamina telah merintis penelitian dan pengembangan bioavtur melalui Unit Kilang Dumai dan Cilacap. Nicke juga menjelaskan, performa bioavtur sudah optimal, dimana perbedaan kinerjanya hanya 0.2 - 0.6% dari kinerja avtur fosil.

"Bioavtur J2.4 mengandung nabati 2,4%, ini merupakan pencapaian maksimal dengan teknologi katalis yang ada", ujar Nicke.