Inflasi Kalteng Dipastikan Aman dan Stabil

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov. Kalteng Sri Widanarni hadiri Rakor Pengendalian Inflasi Tahun 2023 bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual

kontenkalteng.com , Palangka Raya - Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalteng Sri Widanarni menegaskan bahwa inflasi di Kalteng masih relatif aman dan stabil.

Baca juga: Pemprov Kalteng Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Dua Bulan Ke Depan

Hal ini diungkapkan Sri Widanarni usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2023 bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (7/8/2023).

“Di Kabupaten Kotawaringin Timur ada inflasi 0,26%. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk upaya penanganan inflasi di Kotim.”ujarnya.

Dan nanti ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pasar murah, dan lain-lain, jelas dia.

“ Tetapi nanti kita akan lihat dulu di komoditas apa inflasi yang terjadi di sana, sehingga bisa dilakukan intervensi,” pungkas Sri Widanarni .

Dalam rakor tersebut Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian memberikan arahan menyampaikan inflasi di angka 3% cukup stabil, karena angka ini bisa diterima oleh konsumen masyarakat, dengan adanya ketersediaan barang dan jasa, serta keterjangkauan harganya. Di samping itu, juga bisa diterima oleh para produsen, petani, nelayan, dan lain-lain.

“Jika bisa diturunkan lagi ke angka 2% akan lebih baik, karena akan menurunkan beban dan biaya hidup masyarakat secara luas,” katanya.

Tito menyebut, produk dalam negeri khususnya beras, harus diperhatikan stoknya mengingat puncak kekeringan terjadi di bulan Agustus hingga Oktober 2023.

“Sebagai dampak dari El Nino dan situasi yang global, dimana rantai supply terutama gandum, beras, bawang putih, yang relatif banyak mengandalkan impor, maka kita harus betul-betul waspada terutama di daerah-daerah. Setiap provinsi, kabupaten, dan kota harus mengecek ketersediaan beras di distributor atau gudang Bulog,” imbuhnya.

ito mengimbau agar Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota agar mengambil langkah-langkah antisipasi agar stok beras bisa tercukupi di tiap daerah.

Berdasarkan prediksi ramalan cuaca oleh BMKG dua minggu lalu, sebagian wilayah sudah mengalami kekeringan dan tidak ada hujan sama sekali.

“Untuk itu, kita harus cek daerah mana yang kekurangan air dan kekeringan yang bisa mempengaruhi produksi pangan di daerah tersebut. Kita harus mengupayakan langkah-langkah untuk mencukupi kebutuhan air dan juga stok beras. Kuncinya adalah pada stok dan monitoring,” sebutnya.(Sur/OR1)