Marhaban ya Ramadhan, Ini 5 Tradisi Unik Masyarakat di Indonesia Menyambut Bulan Puasa

Tradisi padusan masyarakat di Yogyakarta untuk menyambut bulan suci Ramadhan (Ist)

kontenkalteng.com, Palangka Raya-Alhamdulillah, Bulan Suci Ramadhan Tahun 2024akan  kembali tiba dalam hitungan hari saja. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim akan menyambut momen spesial ini dengan penuh suka cita.

Baca juga: 5 Band Indonesia Beraliran World Music Ini Sudah Go Internasional

Bulan suci Ramadan  menyimpan makna mendalam yang bertujuan untuk mensucikan diri, saling mendoakan dan memaafkan, sekaligus menjalin silaturahmi antar sesama Dan tiap daerah di Indonesia memiliki tradisi menyambut Ramadan yang berbeda-beda.

Ini 8 tradisi menyambut Ramadhan masyarakat yang sudah dilakukan secara turun-temurun sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya dan adat istiadat, seperti dilansir laman resmi kemenparekraf

 

Malamang (Sumatra Barat)

Tradisi menyambut Ramadan berikutnya rutin dilakukan masyarakat Sumatra Barat. Masyarakat lokal akan melakukan Malamang sebagai tradisi menyambut Ramadan dengan penuh suka cita. Tradisi Malamang dilakukan dengan membuat makanan tradisional lemang. Di balik kesederhanaan makanan tersebut, tradisi Malamang dilakukan untuk memupuk rasa kebersamaan antar masyarakat Minangkabau.

Tradisi malamang masyarakat msulim di  Sumatera Barat menyambut bulan suci Ramadhan (Ist)

Meugang (Aceh)

Tradisi menyambut Ramadan di Aceh juga sangat menarik, yakni tradisi Meugang atau Haghi Mamagang. Sebuah tradisi menyambut Ramadan yang sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam, atau sudah berlangsung sejak abad ke-14. 

Tradisi Meugang diisi dengan kegiatan memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum bulan Ramadan. Olahan daging tersebut disantap bersama dengan seluruh anggota keluarga, kerabat, atau yatim piatu. Selain dilakukan saat menyambut Ramadan, tradisi Meugang juga dilaksanakan saat menyambut Iduladha dan Idulfitri. 

Megibung (Bali)

Umat Muslim yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali juga memiliki tradisi menyambut Ramadan yang dinamakan dengan Megibung. Tradisi Megibung dilakukan dengan kegiatan memasak dan makan bersama sambil duduk melingkar. 

Uniknya, tradisi Megibung memiliki tata penataan makanan yang unik. Nasi akan diletakkan di wadah yang disebut dengan gibungan. Sedangkan, lauknya disajikan di sebuah alas karangan. Menurut kepercayaan, tradisi Megibung merupakan bentuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan.

Nyorog (Jakarta)

Masyarakat asli Jakarta atau suku Betawi memiliki banyak tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya adalah tradisi Nyorog atau kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua. Baik itu orang tua atau mertua yang sudah berbeda rumah, maupun ke tokoh daerah setempat. 

Tradisi Nyorog tidak semerta-merta sebagai kegiatan berkirim makanan saja. Justru, tradisi menyambut Ramadan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, sekaligus menjalin silaturahmi guna mempererat tali persaudaraan antar sesama. 

Padusan (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta turut memiliki tradisi dalam menyambut Ramadan yang masih dilakukan hingga sekarang. Namanya adalah Padusan, atau dalam bahasa Jawa diartikan dengan padus (mandi). 

Padusan dilakukan sebagai bentuk penyucian diri, sekaligus membersihkan jiwa dan raga dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Jika ditelaah lebih dalam, Padusan juga bisa diartikan sebagai momen untuk merenung dan intropeksi diri atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga, umat Islam bisa menjalankan ibadah dalam kondisi suci lahir dan batin. (OR1)