Mertua Anda Menyebalkan? Ini 4 Tips Menghadapinya

ilustrasi (foto : grid ID)

Adakalanya keberadaan mertua dalam sebuah hubungan suami-istri bisa jadi membuat hubungan semakin rekat atau sebaliknya menjadi malapetaka. Dan hubungan dengan mertua adalah suatu ‘negosiasi’ bagi suami-istri seumur hidup.

Baca juga: 4 Tips dan Imbauan Saat Hadapi Cuaca Ekstrem di Palangka Raya

Mengutip beberapa sumber ini tips bagaimana harus bersikap menghadapi mertua yang menyebalkan.

1. Tetapkan Batas Tegas dan Tanggapi Saran dengan Baik

Kadang kita merasa berterima kasih ketika ayah atau ibu mertua kasih 'wejangan' atau masukan tentang rumah tangga karena pengalaman mereka sudah berpuluh-puluh tahun menjalaninya. Tapi, di sisi lain kita sebal karena merasa tiap rumah tangga itu berbeda dan kita nggak harus sama persis mengikuti jalan mertua.

"Tak apa. Bersikaplah tegas, ringkas namun tetap baik. Apapun saran dan masukannya, tetaplah jadi diri sendiri. Kalau mereka gigih, beri penjelasan akan konsekuensi yang didapat pasangan, beri tahu juga bahwa kita punya batasan dan akan membuat pilihan sendiri apapun konsekuensinya," tutur Deanna Brann, seorang psikoterapis dan penulis Reluctantly Related: Secrets To Getting Along With Your Mother-In-Law Or Daughter-In-Law.

Kita boleh kok menolak saran mertua dengan lembut misal, 'Saya tahu Ibu atau Ayah berusaha membantu tapi kami ingin mencoba menjalani rumah tangga kami'. Atau dengan lembut menyarankan bahwa waktu telah berubah dan jalan inilah yang kita tempuh untuk pasangan soal program hamil.

Ilustrasi (foto Ibupedia)

2. Alihkan Perhatian

Ada momen di mana mood atau kondisi kita sedang buruk dan kurang bisa menerima masukan atau perintah dari mertua. Coba tarik dan buang napas, ambil air minum, dan duduk kembali.

"Saya senang mengajarkan orang lain untuk belajar seni 'mengalihkan' subjek atau berjalan menjauh. Ketika sebuah percakapan mengarah ke pembicaraan yang 'beracun', saatnya untuk bangun, mengambil segelas air dan tanya tentang perjalanan yang akan datang atau topik ringan lainnya," kata Stephanie Buehler, psikolog yang tinggal di Southern California.

3. Jangan tersinggung

Ketika kita menikahi pasangan, maka kita 'menikah' pula dengan keluarganya dengan berbagai sejarah di dalamnya.

"Memahami masalah keluarga pasangan berasal dapat sangat membantu ketika kita belajar bagaimana mendekati mereka," kata F Diane Barth, psikoterapis dan penulis blog Psychology Today Off The Couch.

Biasanya orang tua sulit melakukan transisi dari mengasuh anak-anak mereka, hingga anak mereka punya hubungan spesial dengan orang lain dan membuat anak lebih memerhatikan pasangannya daripada orang tuanya.

"Menetapkan batas yang lembut tetapi tegas dan konsisten dapat membantu transisi ini. Orang tua mungkin mulai menyadari bahwa anak-anak mereka membutuhkan untuk menjalani kehidupan mereka sendiri," tambah Diane.

Ilustrasi Fimela.com

4. Lihat dari Sudut Pandang Mertua

Mertua juga manusia, yang punya kesalahan dan bisa berbuat salah. Bagaimanapun orang tua akan berjuang menghadapi kenyataan anaknya telah dewasa dan berusaha menerima orang lain yakni pasangan anak dalam keluarganya.

"Saat hubungan kita dengan mertua tampak mustahil cobalah untuk bersimpati padanya dan selalu waspada terhadap perubahan perilaku positif," kata Amanda Deverich, terapis pernikahan dan keluarga yang tinggal di Williamsburg, Virginia.

Nggak ada orang yang 100 persen buruk. Akan ada saatnya ibu mertua kita menghormati jadwal atau permintaan kita yang lain. Atau memuji masakan kita dan mengatakan sesuatu yang positif kembali. Jadi, tetap semangat ya.. Guys!