Dr. Ir. Rawing Rambang, MP : ‘Kelapa Sawit Itu Mempesona Dan Menggoda’

Dr. Ir. Rawing Rambang, MP, Ketua Lembaga Minyak Pambelom

Kontenkalteng.com-Membahas soal tanaman kelapa sawit tak akan pernah ada habisnya. Dilihat dari sudut pandang manapun, tumbuhan bernama latin Elaeis   itu menarik dan tidak pernah habis diperbincangkan.

Baca juga: Optimis Harga TBS di Kalteng Naik Karena Permintaan di Luar Negeri Tinggi  

Banyak perdebatan terkait komoditi ini, soal pro dan kontra pastilah selalu ada tergantung dari mana sudut pandangnya. Tapi faktanya komoditi inilah yang memberikan kontribusi devisa bagi negara dan pembangunan di Kalteng.

Untuk membahas lebih dalam soal ini, wartawan KontenKalteng.com melakukan wawancara dengan Dr. Ir. Rawing Rambang, MP, Ketua Lembaga Minyak Pambelom, sebuah Lembaga nirlaba yang bertujuan membantu pemerintah dalam menangani masalah lingkungan hidup, sosial kemasyarakatan, pertanian, peternakan, perikanan kehutanan dan pertambangan,  beberapa waktu lalu.

Apa betul  kelapa sawit ini hanya menguntungkan segelitir orang saja?

Memang selama ini banyak isu berkembang sawit hanya menguntungkan bagi pelaku usaha dan kurang bermanfaat bagi perekonomian, lingkungan dan sosial serta satu lagi kurang transparan dalam pelaksanaannya di lapangan.

Maksudnya?

Kalau kita perhatikan apabila suatu komoditi mampu memberikan manfaat yang besar dengan indikator multiplier Output, pendapatan, nilai tambah dan tenaga kerja. 

Untuk diketahui, berdasarkan data statistik Indonesia th 2008 (dalam Mitos vs Fakta, Industri minyak sawit Indonesia) bahwa nilai tambah perkebunan sawit Indonesia lebih dari satu,  

ini berarti bahwa perkembangan perkebunan sawit yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi, investasi,  maupun ekspor akan menciptakan manfaat yang besar dalam bentuk Output, pendapatan, nilai tambah dan penciptaan tenaga kerja bukan hanya pada sawit, tapi perekonomian secara menyeluruh.

Sektor apa saja yang juga mendapatkan keuntungan dari sawit ini?

Kita tahu, sektor-sektor ekonomi yang mendapat manfaat akibat perkebunan kelapa sawit adalah,  keuangan,  perdagangan, hotel, restoran,  industri kimia pupuk, pestisida,  tambang, migas,  transportasi, infrastruktur,  industri makanan,  mesin dan listrik serta sektor lainnya.

Di Kalteng daerah mana yang berkembang seiring dengan adanya  kelapa sawit ini ?

Kita bisa lihat contoh daerah-daerah pengembangan sawit di Kalteng yakni di wilayah Barat seperti Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur,  Sukamara dan Seruyan.

 Disana perekonomian lebih berkembang. Ditengah pandemi Covid-19 komoditi ini mampu berkontribusi terhadap perekonomian daerah atau nasional .

Untuk diketahui, dari data BI Kalteng, secara nasional, ekspor produk kelapa sawit pada bulan Mei 2021 mencapai US$3,06 miliar atau sebesar Rp 44,41 triliun.

Sementara bila  dalam PDRB Kalteng, kontribusi produk sawit terhadap total PDRB Kalteng sebagai berikut :

1.    Untuk Perkebunan (mayoritas Sawit) 12.16% (2018), 12.07% (2019), 13.96% (2020).  Kemudian   industri makanan dan minuman (mayoritas CPO) 12.82% (2018),12.19% (2019),13.27% (2020). Sehingga Total kontribusi 24.99% (2018) 24.25% (2019) 27.23% (2020)

2.    Komoditas minyak kelapa sawit merupakan salah satu  penyumbang ekspor terbesar setelah komoditas batubara. Dengan kontribusi sebesar 16,32% dari total ekspor Kalteng dari bulan Januari-Mei 2021 atau sebesar US$195,44 juta

Tapi kelapa sawit banyak dikritik karena dituding merusak lingkungan?

Masalah lingkungan terutama dikaitkan dengan deforestasi. Konversi hutan menjadi non hutan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan ruang bagi pembangunan.

 Pertumbuhan penduduk dan perluasan pembangunan di segala sektor adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dan Konversi hutan ke non hutan tentunya harus melalui undang-undang, peraturan pemerintah (perda) ataupun ketentuan lain yang ditetapkan oleh negara.

 Selain itu di Indonesia, sejarah perkebunan kelapa sawit dikembangkan di daerah-daerah bekas logging yang dikonversikan oleh pemerintah menjadi kawasan budidaya pertanian.

Kalau soal konflik lahan yang sering terjadi  gimana penjelasannya?

Terkait pada isu konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan sawit, sebetulnya konflik lahan hampir terjadi di semua daerah di Indonesia, justru yang paling banyak konflik terjadi di daerah-daerah  yang padat  penduduknya di Indonesia dibandingkan dengan daerah sentra sawit.

Jadi seperti apa kesimpulannya?

Sawit merupakan komoditas strategis nasional yang harus kita dukung dan dilindungi. Selain itu kita juga sadar bahwa masih banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sawit.

Karena itu kita mari perbaiki bersama untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat baik secara regional maupun nasional. (Redaksi)