Kurangi Impor Beras, Pemerintah Diminta Perhatikan Ketersediaan Pupuk Petani

Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Achmad Rasyd.

kontenkalteng.com , Palangka Raya - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Achmad Rasyid meminta kepada pemerintah pusat, untuk dapat mengurangi impor beras. Pasalnya berdasarkan informasi, pemerintah baru=baru ini menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton yang sebelumnya telah dianggarkan untuk 2024 sebesar 2 juta ton.

Adanya penambahan kuota itu untuk mempersiapkan cadangan beras pemerintah (CBP), akibat kondisi iklim yang mempengaruhi hasil produksi pertanian di Indonesia.
"Tetapi pemerintah juga harus memperhatikan kondisi petani di daerah," katanya, Senin. (11/03/2024)

Harusnya, pemerintah dapat lebih berpihak kepada para petani dengan memberikan modal pertanian, seperti pupuk dan juga bibit yang berkualitas dan lebih banyak lagi. Hal ini agar para petani dapat berproduksi lebih banyak lagi sehingga ke depan dapat mengurangi impor.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk lebih memperhatikan sarana pertanian, seperti irigasi sehingga pertanian dapat lebih kuat dengan adanya perubahan iklim seperti yang saat ini terjadi.

"Penyediaan pupuk bagi para petani agar bisa ditambahkan. Lantaran masih banyak sekali petani yang mengeluh sulit untuk mendapatkan pupuk," ucapnya.

Sulitnya mendapatkan pupuk, kerap menjadi aspirasi masyarakat pada saat pihaknya melakukan reses di daerah pemilihan masin-masing. Tak sedikit masyarakat yang harus mengeluarkan modal lebih, hanya untuk mendapatkan pupuk.

Padahal, pupuk merupakan komponen yang sangat penting bagi para petani, untuk meningkatkan hasil produksinya. Untuk itu pengembangan di sektor pertanian, perlu menjadi program prioritas pemerintah pada 2024 ini.

Sebab, lanjut Achmad Rasyid, pihaknya tidak ingin jika ke depan ketersediaan beras di negara ini bergantungan dengan impor dari negara lain. Sementara dirinya meyakini, jika para petani di daerah mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dapat menghasilkan beras yang berlimpah dan berkualitas.

"Kalau pupuknya bisa terpenuhi, sarananya terpenuhi, insyaAllah, petani kita udah mahir, petani kita sudah pandai untuk lebih bisa meningkatkan produksi baik ekstensifikasi maupun intensifikasi," demikian Achmad Rasyd.(Sur/OR1)



Baca juga: Inflasi Kalteng Dipastikan Aman dan Stabil