Kuota Elpiji 3 Kg Diduga Jadi Penyebab Tingginya Harga di Palangka Raya

Aparat saat meninjau harga elpiji 3 kg

PALANGKARAYA - Adanya kecenderungan tidak sesuainya kuota subsidi elpiji 3 kg ditingkat pedagang diduga menjadi salah satu penyebab semakin tingginya harga elpiji di Palangka Raya, Kalteng.

Baca juga: Harga Elpiji 3 Kg di Tingkat Pengecer Palangkaraya Tembus Rp 45 Ribu per Tabung

 “Saya ada menanyakan pedagang, bahwa ada ketidaksesuaian kuota epliji. Biasanya pedagang mendapat jatahnya 2.100 tabung, namun hanya menerima 1.300 tabung. Nah, ini menunjukkan ada kekurangan kuotanya,”kata  Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin.

Dia menilai, harga gas elpiji bersubsidi 3 kg yang mencapai Rp 60 ribu per tabung tersebut, sudah diluar logika.

“Itu harga diluar logika. Kalau harganya Rp 22-25 ribu masih normal. Tapi sekarang ada kenaikan Rp 40 ribu yang artinya naik dua kali lipat, tentu kita sesalkan,” bebernya (11/10/2022).

Melihat kenaikan harga elpiji subsidi di luar kewajaran itu, kata Fairid, pihaknya telah membentuk satuan tugas khusus untuk mengawasi distribusi gas tabung melon bersubsidi tersebut.

Walikota juga  memperingatkan para agen, pangkalan hinggal pengecer elpiji agar menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp22 ribu. Hal itu menyesuaikan alur distribusi agen ke pangkalan Rp18 ribu per tabung elpiji subsidi 3 kg, sehingga di tingkat pangkalan dipatok HET Rp 22 ribu.

Fairid menambahkan, jika alasan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang naik dipakai untuk mematok harga elpiji hingga Rp60 ribu per tabung 3 kg, itu menurutnya tidak masuk akal.

 “Kita berhitung saja, dari harga Rp22 ribu, kenaikan harga BBM berapa? Koq sampai Rp 40-60 ribu. Kita berhitung saja di luar logika,”timpalnya.

“Kepada agen dan pangkalan elpiji saya ingatkan agar menjual dengan harga sesuai HET, dan pengecer harus diawasi oleh agen dan pangkalan itu sendiri,” tegasnya.(Sur - OR1)